Sabtu, 29 Mei 2010

OUTLINE ( KERANGKA KARANGAN )

   Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap di sebut outline final

Manfaat kerangka karangan:
1.       untuk menjamin tulisan terarah,dan konseptual
2.       untuk menyusun krangka karangan secara teratur
3.       membantu penulis melihat gagasan dalam kilas pandang,sehingga tulisan memiliki hubungan timbal balik yang disajikan dengan baik
4.       memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda – beda
5.       menghindari penggarapan topik lebih dari dua kali atau lebih
6.       memudahkan penulis mencari materi pembantu
pola susunan kerangka karangan
   secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi dua.yaitu pola alamiah dan pola logis, berikut akan di jelaskan secara singkat pola susunan kerangka karangan.
1. pola alamiah
   Merupakan suatu urutan unit – unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial. Pola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.
Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :
a.       Kronologis ( waktu )
urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap – tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contohnya : Topik ( riwayat hidup seorang penulis )
ð     asal usul penulis
ð     pendidikan si penulis
ð     kondisi kehidupan penulis
ð     keinginan penulis
ð     karir penulis
b.      Spasial ( ruang )
landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan – tulisan yang bersifat deskriptif .
contohnya : Topik ( hutan yang sering mengalami kebakaran )
ð     Di daerah Kalimantan
ð     Di daerah Sulawesi
ð     Di daerah Sumatra
c.       Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan bagian – bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian – bagian itu harus di jelaskan berturut – turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian – bagiannya itu.
2. Pola Logis
   Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis . Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis.
    Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir atau cara pikir manusia  yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika.
Pola logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu :
a.      Klimaks dan antiklimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.
Contoh : Topik ( turunnya Suharto )
ð     Keresahan masyarakat
ð     Merajalela nya praktek KKN
ð     Keresahan masyarakat
ð     Kerusuhan social
ð     Tuntutan reformasi menggema
b.      Kausal
mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat, dan urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian – perincian yang menelusuri akibat – akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan – persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya .
contoh : Topik ( krisis moneter melanda tanah air )
ð     Tingginya harga bahan pangan
ð     Penyebab krisis moneter
ð     Dampak terjadi krisis moneter
ð     Solusi pemecahan masalah krisis moneter
c.       Pemecahan masalah
di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang – kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif – alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.
Contoh : Topik ( virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya )
ð     Apa itu virusH1N1
ð     Bahaya virus H1N1
ð     Cara penanggulangannya
d.      Umum khusus
Dimulai dari pembahasan topic secara menyeluruh ( umum ), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci ( khusus ).
Contoh : Topik ( pengaruh internet  )
ð     Para pangguna internet
·        Anak – anak
·        Remaja
·        Dewasa
ð     Manfaat  internet
·        Media informasi
·        Bisnis
·        Jaringan ocial
ð     Dan lain – lain
e.       familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur – angsur pindah kepada hal – hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan – keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi
f.        akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca
Referensi sumber:

Selasa, 25 Mei 2010

TOPIK, TEMA, JUDUL

  Topik
   Topik berasal dari bahasa Yunani yaitu “Topoi” yang berati tempat dalam tulis menulis,pembicaraan atau sesuatu yang menjadi landasan penulisan. Topik merupakan salah satu unsur yang penting dalam percakapan. Menurut Howe topik itu merupakan syarat terbentuknya wacana percakapan.
ditinjau secara umum syarat topik yang baik yaitu:
  • Menarik untuk ditulis dan dibaca. 
   Topik yang menarik bagi penulis akan meningkatkan kegairahan dalam mengembangkan penulisannya, dan bagi pembaca akan mengundang minat untuk membacanya. 
  • Dikuasai dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah. 
   Untuk menghasilkan tulisan yang baik, penulis harus menguasai teori-teori (data sekunder), data di lapangan (data primer). Selain itu, penulis juga harus menguasai waktu, biaya, metode pembahasan, bahasa yang digunakan, dan bidang ilmu.
Pembatasan topik
    Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, tidak menarik untuk dibahas ataupun dibaca.Maka dari itu, pembahasan topik dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat terima oleh pembacanya.
Pembatasan sebuah topik mencangkup konsep, variabel, data, lokasi atau lembaga dan waktu pengumpulan data.

Contoh pembatasan topik:
upaya pengembangan bibit unggul di kalangan petani”.
Tema 
   Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya atau Dalam karang mengarang, tema juga merupakan pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel,cerpen atau karya – karya sastra lainnya. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarmya yang akan ditulis atau diuraikan.
    Misalnya pada sebuah cerpen yang ditulis berdasarkan pada suatu tema tertentu,maka tema bagi pengarang merupakan gagasan pikiran yang ingin disampaikan kepada para pembaca. Rumusan tema mengandung pesan moral atau nilai kehidupan yang diharapkan memberikan sumbangan untuk memperbaiki kehidupan. Tema digunakan sebagai titik tolak untuk menyusun kerangka cerpen. Pokok – pokok peristiwa ditulis dengan jelas agar pengarang mempunyai gambaran yang jelas atas gagasan yang dikembangkan.
  Syarat sebuah tema:
1.       Tema harus menarik perhatian penulis.
2.       Tema harus diketahui/dipahami penulis.
3.       Tema harus Bermanfaat.
4.       Tema yang dipilih harus berada disekitar kita.
5.       Tema yang dipilih harus yang menarik.
6.       Tema yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.
7.       Tema yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
8.       Tema yang dipilih harus memiliki sumber acuan.
  Judul 
    Judul adalah sebuah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku,atau kepala berita.Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan Judul merupakan  lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan
Syarat penulisan judul :
1.       Harus bebentuk frasa,
2.       Tanpa ada singkatan atau akronim,
3.        Awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi,
4.       Tanpa tanda baca di akhir judul karangan,
5.       Menarik perhatian,
6.        Logis,
7.       Sesuai dengan isi8.       Judul harus:.asli,relevan,provakitif,singkat
Perbedaan topik, tema, judul yaitu:
Topik : merupakan unsur utama dalam pembuatan karya tulis / pokok pembicaraan
Tema  : merupakan pengembangan dari topic yang memiliki gambaran panyampaian suatu pesan oleh pengarang nya
Judul  : merupakan perwakilan dari karya tulis yang di buat biasanya terdiri dari satu sampai lima kata


Refrensi sumber :
Hs, Widjono. 2008. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo
pratiwi, yuni. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta : erlangga