Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap di sebut outline final
Manfaat kerangka karangan:
1. untuk menjamin tulisan terarah,dan konseptual
2. untuk menyusun krangka karangan secara teratur
3. membantu penulis melihat gagasan dalam kilas pandang,sehingga tulisan memiliki hubungan timbal balik yang disajikan dengan baik
4. memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda – beda
5. menghindari penggarapan topik lebih dari dua kali atau lebih
6. memudahkan penulis mencari materi pembantu
pola susunan kerangka karangan
secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi dua.yaitu pola alamiah dan pola logis, berikut akan di jelaskan secara singkat pola susunan kerangka karangan.
1. pola alamiah
Merupakan suatu urutan unit – unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial. Pola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu.Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :
a. Kronologis ( waktu )
urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap – tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contohnya : Topik ( riwayat hidup seorang penulis )
ð asal usul penulis
ð pendidikan si penulis
ð kondisi kehidupan penulis
ð keinginan penulis
ð karir penulis
b. Spasial ( ruang )
landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan – tulisan yang bersifat deskriptif .
contohnya : Topik ( hutan yang sering mengalami kebakaran )
ð Di daerah Kalimantan
ð Di daerah Sulawesi
ð Di daerah Sumatra
c. Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan bagian – bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian – bagian itu harus di jelaskan berturut – turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian – bagiannya itu.
2. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis . Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan tanggapan penulis. Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir atau cara pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika.
Pola logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu :
a. Klimaks dan antiklimaks
Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.
Contoh : Topik ( turunnya Suharto )
ð Keresahan masyarakat
ð Merajalela nya praktek KKN
ð Keresahan masyarakat
ð Kerusuhan social
ð Tuntutan reformasi menggema
b. Kausal
mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat, dan urutan akibat ke sebab . Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan perincian – perincian yang menelusuri akibat – akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan – persoalan yang di hadapi umat manusia pada umumnya .
contoh : Topik ( krisis moneter melanda tanah air )
ð Tingginya harga bahan pangan
ð Penyebab krisis moneter
ð Dampak terjadi krisis moneter
ð Solusi pemecahan masalah krisis moneter
c. Pemecahan masalah
di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang – kurangnya uraian yang mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif – alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.
Contoh : Topik ( virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya )
ð Apa itu virusH1N1
ð Bahaya virus H1N1
ð Cara penanggulangannya
d. Umum khusus
Dimulai dari pembahasan topic secara menyeluruh ( umum ), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci ( khusus ).
Contoh : Topik ( pengaruh internet )
ð Para pangguna internet
· Anak – anak
· Remaja
· Dewasa
ð Manfaat internet
· Media informasi
· Bisnis
· Jaringan ocial
ð Dan lain – lain
e. familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur – angsur pindah kepada hal – hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan – keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur – angsur pindah kepada hal – hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam keadaan – keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.
f. akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca
Referensi sumber: